Pekanbaru, Rilispublik – Aktivitas Kuari di Rumbai Bukit di duga jadi sumber utama pencemaran Sungai Tekona yang kini berubah warna menjadi cokelat pekat dan hampir tak lagi layak bagi kehidupan ikan, Rabu(5/11/25).
Dari hasil pantauan lapangan di kawasan Rumbai Bukit, Kecamatan Rumbai, terlihat aktivitas alat berat jenis ekskavator tengah mengeruk dinding bukit yang telah terbelah. Lumpur dari galian itu mengalir melalui parit-parit kecil menuju aliran sungai di bawahnya.
Kondisi tersebut tampak jelas pada Rabu (5/11/2025). Air sungai yang dulunya jernih kini tampak keruh pekat. Bekas tumpahan lumpur terlihat hingga ke bantaran. Meski situasi itu sudah berlangsung cukup lama, belum terlihat adanya tindakan penyegelan atau penghentian aktivitas di lokasi.
Truk-truk tambang masih keluar masuk tanpa hambatan, memicu pertanyaan publik: siapa yang bertanggung jawab atas maraknya aktivitas kuari di Rumbai, dan di mana para penegak hukum?
Nelayan di Ambang Putus Asa
Di bagian hilir Sungai Tekona, para nelayan mengaku semakin kesulitan mencari ikan. Jaring mereka kini sering kosong, dan air sungai terasa bau lumpur.
“Airnya bau, berlumpur, dan ikan sudah tak mau naik ke permukaan,” ujar Mas No, salah satu nelayan yang telah lebih dari dua dekade menggantungkan hidupnya di Sungai Tekona.
Mas No juga menuturkan, anak-anak di kampungnya kini dilarang mandi di sungai karena mulai mengalami gatal-gatal dan iritasi kulit.
“Sungai Tekona sudah mati pelan-pelan. Dulu tempat kami mencari makan, sekarang malah membawa penyakit,” tambahnya dengan nada lirih.
Sejumlah warga menilai lemahnya pengawasan dan lambatnya respon aparat berwenang membuat aktivitas tambang terus berjalan.
Sungai Tekona kini menjadi simbol luka ekologis di tengah maraknya eksploitasi alam tanpa kendali. Jika tidak ada langkah tegas dari pemerintah dan aparat penegak hukum, bukan hanya sungai yang akan mati, tetapi juga kehidupan masyarakat yang bergantung padanya.
“Jika sungai ini mati, kami pun mati,” tutup Mas No, menatap aliran air yang kini lebih mirip lumpur daripada sungai tempatnya mencari nafkah.








